dari dulu hingga sekarang tidak hanya terjadi di film drama dimana tokoh antagonis berpura-pura baik pada protagonis hanya untuk mendapatkan sesuatu, Topeng ini sudah banyak dipakai oleh kita para penghuni dunia nyata.
Hanya orang tolol saja yang masih menganggap hal ini tabu adanya. Suudzon, katanya orang-orang diluar sana untuk kita berpikir bahwa oknum bermuka dua. Bukannya suudzon, tapi ini adalah tindakan kehati hatian untuk waspada pada lingkungan. Ingat bung...dunia ini semakin edan, semakin banyak orang gila yang mengabaikan nurani demi nafsu belaka.
Ini bukan sebuah pembelaan atau pernyataan saya adalah orang yang tidak bermuka dua. Saya juga sering menggunakan jurus muka dua ini demi tujuan-tujuan tertentu. Ini adalah kaca mata saya yang pernah menjadi korban dan pelaku.
Sudah tidak asing lagi jurus ini dilakukan oleh semua penduduk bumi, ya kecuali oleh orang orang yang mengaku tidak pernah melakukannya. Tapi saya anggap semua orang pasti pernah, bahkan anak kecil sekalipun. Entah kita melakukannya untuk tujuan yang ringan, positif atau berat dan negatif sekalipun.
Meski kita juga seorang pelaku tapi mengapa kita selalu sakit hati ketika kita menjadi korban?? Saat menjadi korban kita seolah olah kita tidak pernah melakukan hal itu, dan pasti kita berpikir kenapa dia bisa melakukan itu? padahal seharusnya kita tahu persis semua seluk beluk permasalahan ini. Kalo saya sih simpel, kita ini manusia memang kita mengajarkan diri kita menjadi orang yang munafik dan benar sendiri, ya egois lebih tepatnya. Bahkan kita juga sering memunafikki diri kita sendiri.. Untuk yang tidak setuju dengan pendapat saya, saya maklum, pemikiran orang pastinya berbeda beda...
Jujur saya sering menjadi korban, baik rekan kerja ataupun kawan. Dari pengalaman yang dulu dulu, jurus ini sering digunakan oleh orang-orang yang justru dekat dengan kita. Saya sangat apresiasi kepada orang orang yang jujur menyatakan ia berseberang dengan saya. Ya meski saya tidak suka akan sikap mereka tapi sebenarnya saya mengagumi orang orang tersebut. :)
Kawan, teman, sahabat, saudara, pacar, rekan kerja atau orang-orang yang dekat dengan kita. Dimana orang orang tersebut tahu kita begitu jelas, baik dari fisik maupun batin,
mereka akan cenderung lebih besar peluangnya untuk menjadi oknum. Mengapa?? YA..karena mereka sangat dekat dengan kita, tahu kehidupan kita, maka akan timbul rasa kecemburuan sedikit demi sedikit sehingga apabila mereka tidak dapat mengontrol nafsunya, dan dia merasa takut untuk menyatakannya, ya terjadilah kasus kasus muka dua itu. Kecuali mereka bisa menahan nafsunya dan terjadi hubungan yang tulus maka kasus tersebut saya pikir tidak akan terjadi. Sedangkan untuk mereka yang tidak tahu dekat dengan kita, cenderung mereka acuh dengan kita, terkecuali dengan tujuan tujuan tertentu, seperti dalam kasus kerjaan, dia ingin mendapatkan jabatan, itu bisa terjadi.
Bagi korban yang sering mengalaminya, maka akan timbul rasa tidak percaya atau susah percaya pada orang lain.
Hal ini sangat wajar, karena dia merasakan dikecewakan berulang kali sehingga akan timbul rasa takut dikecewakan yang akhirnya rasa susah percaya menjadi efek sampingnya.
Sedikit lama memang untuk mengobati luka hati seperti itu. Butuh proses dan pasti butuh waktu. Untuk berapa lamanya tergantung jiwa dari yang tersakiti. Karena untuk menepiskan rasa itu butuh jiwa yang sabar, ikhlas, tegar dan lapang dada. Hanya satu pesanku untuk para yang tersakiti, mencoba...ya..mencoba untuk melawannya, karena kalian pasti tahu kita hidup tidak bisa sendiri, kita sangat membutuhkan uluran orang disekitar kita..Dan ketahuilah orang yang memenangkan nuraninya masih ada... :)
Saya percaya, bahwa wabah muka dua ini memang dari dulu sudah ada dan kita manusia sulit untuk memungkirinya. Tapi saya juga percaya bahwa kita dibekali nafsu, akal dan nurani, jadi sudah sepantasnya kita untuk mengelola itu agar harmonis.
Belajar diam dari banyaknya bicara,
Belajar sabar dari sebuah amarah,
Belajar mengalah dari keegoisan,
Belajar menangis dari kebahagiaan, dan
Belajar tegar dari sebuah kehilangan